BUKITTINGGI,JamgadangNews- Ratusan Praja IPDN menampilkan “Spektakuler Marching Band” di Pusat Kota dan dilanjutkan di sepanjang jalan utama di Bukittinggi.Suguhan spektakuler Marching Band Praja IPDN ini sebagai lambang pertunjukan dan perpisahan. Hal itu dikatakan Direktur Kampus IPDN Sumbar, Tun Huseno,di pelataran taman pendestrian jam gadang. Minggu, 17/7/2022.
Perpisahan Nindya Praja angkatan ke-30. Sebanyak 327 orang praja setelah dua semester kuliah di IPDN Sumbar kemudian melanjutkan ke Jatinangor Jawa Barat.
Atraksi marching band yang ditampilkan Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sumatera Barat di pelataran taman pendestrian jam gadang Bukittinggi mampu mencuri perhatian pengunjung kota itu.
Sekdako Bukittinggi. Martias Wanto hadiri gelaran yang ditujukan sebagai perpisahan Nindya Praja angkatan ke-30 dengan masyarakat Sumbar khususnya Bukittinggi.
Martias Wanto mengatakan, apresiasi dan penghargaan yang kami berikan kepada Praja IPDN yang turut memberi semangat baru kepada pemerintah setempat melalui lulusannya yang ikut membangun kota ini.
Lebih lanjut sekda mengatakan, walikota Bukittinggi menyambut baik dan mendukung kegiatan IPDN, dan selamat kepada praja yang naik ke tingkat selanjutnya, semoga bisa ikut membangun Bukittinggi dan Sumbar di masa depan.
Pemkot Bukittinggi akan menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Kampus IPDN Jatinangor dan berharap kearifan lokal Sumbar dapat menambah ilmu pengetahuan para Praja.
Jadikan kearifan lokal Bukittinggi dan Sumbar sebagai kearifan nasional yang baik, tetaplah kembali ke Bukittinggi walaupun untuk berwisata kembali,”pungkas Martias Wanto.
Tun Huseno mengatakan, perpisahan ini sebelumnya terhenti sejak 2019 karena Pandemi COVID-19.
“Para Praja merasakan kesan yang baik dari masyarakat Sumbar selama menempuh pendidikan, mereka semua berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dan perpisahan dengan warga yang dipusatkan di jantung kota ini,” kata Direktur Kampus IPDN Sumbar itu.
“Nindya Praja ini akan naik ke tingkat empat Wasana Praja yang dipusatkan di Jatinangor,” Tun Huseno memutuskan.
(Bgd)
