Pendekar Muda Ponpes Madinatul Munauwwarah: Perasaan Lepas, Pengalaman, Terpenting Rasa Kekeluargaan

BUKITTINGGI – Setiap hentakan dan ayunan pisau belati yang diiringi musik Tambua Tasa, mampu membuat decak kagum seluruh penonton dan pengunjung lainnya, pada acara Festival Silat Tradisi yang dimeriahkan ratusan pesilat dari daerah setempat.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bukittinggi bersama Seluruh perguruan silat yang ada di kota itu, menggelar Festival Silat Tradisi, Alek Nagari Anak Kamanakan Sarasehan Out Silek se-Luhak Nan Tigo, Kamis (14/12/2023).

Kegiatan dipusatkan di gedung pasar atas baru pusat kota jam gadang, dimulai dari tanggal 11 – 15 Desember 2023. Dimana pada kesempatan tersebut dua tokoh adat minang seperti Nyiak Datuak Pono Gadang dan Nyiak Datuak di Koto berkesempatan pada Pembukaan Galanggang (arena).

Salah satunya, dengan durasi penampilan 2 menit, 02 detik, Hatta Husyaini Qadafa vs M. Hamka siswa Ponpes Madinatul Munauwwarah Campago Guguk Bulek Bukittinggi, dengan penuh keyakinan mereka sukses memperlihatkan penampilan jurus jurusnya.

“Perasaan lepas, dan kita mendapatkan pengalaman, terpenting rasa kekeluargaan,” kata Husyaini usai penampilan bersama rekannya, dari perguruan silat Alang Campago Ipuh Mandiangin yang dikepalai Armen Salim Dt. Majo kayo.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Heriman mengatakan, Pemko Bukittinggi sangat berkomitmen untuk melestarikan nilai-nilai warisan budaya pencak silat dan membangkitkan semangat generasi muda.

Menurutnya, Festival Silat bagi pelajar ini juga bagian yang tidak terpisahkan dalam implementasi pendidikan karakter, yang orientasi utamanya mendidik anak untuk berperilaku disiplin, kreatif, mandiri, berani, kritis dan sangat menjunjung tinggi nilai saling menghormati antara sesama.

“Terutama sekali pelajar tingkat pendidikan dasar untuk belajar, dan memahami silat tradisi Minangkabau serta makna filosofis yang termuat didalamnya melalui tuo-tuo silat pada kegiatan festival ini,” paparnya.

Ditempat yang sama Henny salah seorang wisatawan dari Kota Pekanbaru – Riau yang berada di lokasi tersebut mengatakan, untuk melestarikan pencak silat memang perlu sebuah aktivitas konkret dalam bentuk festival bersifat kejuaraan atau lomba, sehingga memacu animo masyarakat atau pecinta pencak silat maupun para pesilat untuk mengambil peran dalam kegiatan ini.

Henny yang merupakan perantau asal minang (Kabupaten Agam,red) menambahkan, festival ini dapat menambah spirit kompetisi untuk memajukan pencak silat, khususnya pencak silat tradisional sebagai budaya leluhur bumi Minangkabau, agar terus berjaya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (Alex)

Penulis: Alex Editor: Alex armanca