Foto, Anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, dan Surya Wendri, Kadis P2KB P3 Agam/ N.
Bukittinggi, JamGadangnews – Anak Stunting cenderung lebih kecil dari anak seusianya akibat kekurangan gizi, terutama dalam seribu hari pertama kehidupan. Hal itu terungkap dari pertemuan ” Sosialisasi Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumatera Barat”.
Bersama nara sumber, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Anggota DPRI RI Komisi IX Ade Rezki Pratama, Kepala Dinas P2KB P3 Kabupaten Agam, Surya Wendri serta Wali Nagari, dan ratusan masyarakat nagari Kamang Magek, di Kantor Wali Nagari Kecamatan Kamang Magek, Agam Rabu ( 10/1/2024).
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, menyampaikan, kegiatan ini merupakan aspirasi, bagaimana upaya untuk melakukan penurunan Stunting menjadi zero stunting (nol).
“Ketika kita melakukan kegiatan pertama di tahun 2024 ini, tentu diharapkan masyarakat akan lebih banyak mengetahui informasi terkait Stunting,” ujarnya dalam sambutan acara.
Menurutnya, angka stunting di Sumatera Barat masih berada diatas 20%, ketika melakukan sosialisasi diawal tahun 2024 ini, dihimbau kepada masyarakat untuk disampaikan terkait dengan penanganan Stunting, dengan menutup jendela Stunting di seratus hari pertama kehidupan.
‘Di Sumbar tercatat angka stunting pada tahun 2023 sebesar 25,2 %, naik dari tahun 2022. Nantinya berdasarkan hasil survey kesehatan Indonesia akan dipublish pada acara Rapat kerja BKKNN pusat tiap tahunnya,” ungkapnya.
Lanjut, katanya lagi, angka yang ditargetkan penurunan stunting dari 20 persen harus turun diangka 14 persen pada tahun 2024 ini, seperti dari 4 anak balita satu yang stunting. Penyiapan SDM untuk “Indonesia Emas” di tahun 2045 bisa terwujud.
“Untuk menutup jendela stunting, mengawal seribu hari kehidupan. Mulai dari kehamilan, setelah melahirkan, harus memberikan ASI selama 6 bulan, makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun dan langsung ber KB,” pungkas Fatma.
Sementara itu, Ade Rezki Pratama, anggota DPR RI Komisi IX , menjelaskan, selaku yang bermitra dengan BKKBN RI, menyambut baik kegiatan sosialisasi stunting bersama warga Nagari Kamang Magek itu.
“Sesuai dengan Perpres No.7 Tahun 2021, diamanatkan bahwa, diakhir 2024 angka stunting anak-anak itu sudah harus berada dibawah 14 persen,” jelasnya.
Dikatakan, Anggota Banggar (Badan anggaran) dalam Komisi IX DPR RI menganggarkan sekian Milyar rupiah terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) penanganan stunting, bantuan berupa fisik dan dana non fisik, serta alat-alat kesehatan.
“Kita harapkan adanya monitoring yang berkala terhadap perkembangan anak-anak kita. Peran dari penyuluh kesehatan untuk dapat secara berkala melakukan evaluasi dan tak menutup untuk berbagi rezeki sesama masyarakat kepada yang kurang mampu,” tutupnya.(**)