Kompilasi Hukum Islam (KHI) Dalam Menghadapi Krisis Kesehatan Mental di Kalangan Generasi Z: Panduan Hukum Islam Untuk Penyembuhan Jiwa

Tekanan dari media sosial, standar kecantikan yang tidak realistis, serta tantangan akademik dan sosial yang semakin kompleks menyebabkan banyak remaja mengalami stres, kecemasan, dan depresi.

Dalam konteks ini, banyak yang mencari solusi melalui berbagai cara, namun terkadang mereka lupa bahwa Islam, sebagai agama yang komprehensif, menawarkan panduan yang mendalam dalam menyembuhkan jiwa yang terguncang.

Kompilasi Hukum Islam (KHI), sebagai pedoman hukum bagi umat Islam di Indonesia, dapat memberikan perspektif penting dalam menangani masalah ini.

KHI, meskipun lebih dikenal sebagai referensi dalam masalah hukum keluarga, warisan, dan perkawinan, juga mengandung banyak ajaran yang bisa digunakan untuk menangani kesehatan mental.

Islam, melalui prinsip-prinsipnya, menekankan pentingnya keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Kesehatan mental dalam Islam tidak hanya dipandang sebagai masalah psikologis, tetapi juga spiritual.

Dalam banyak hadis dan ayat Al-Qur’an, umat Islam diajarkan untuk menjaga kesejahteraan jiwa melalui dzikir, doa, dan menjaga hubungan yang baik dengan Allah serta sesama.

Fenomena kesehatan mental yang dialami oleh Generasi Z seringkali disebabkan oleh pengaruh eksternal seperti tekanan sosial, perundungan, dan penggunaan teknologi yang berlebihan.

Namun, hukum Islam, melalui KHI, memberikan dasar yang jelas tentang bagaimana menjaga hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang lain.

KHI dapat memberikan panduan tentang pentingnya menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang negatif, serta mendorong umat untuk senantiasa berbuat baik dan menghindari perilaku yang dapat merusak diri atau orang lain.

Prinsip-prinsip ini sangat relevan untuk menangani berbagai masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh generasi muda saat ini.

Selain itu, Islam mengajarkan bahwa setiap ujian hidup, termasuk yang berhubungan dengan gangguan mental, adalah bagian dari takdir yang harus diterima dengan sabar.

Namun, sabar dalam Islam bukan berarti pasrah begitu saja, melainkan usaha untuk menghadapi masalah dengan cara yang baik dan bertanggung jawab.

KHI, dengan mengintegrasikan konsep sabar dan syukur, dapat memberikan pedoman bagi individu yang mengalami tekanan mental untuk menemukan kedamaian dalam hati mereka, serta memberikan harapan dalam menghadapi masalah.

KHI juga dapat menjadi acuan dalam menciptakan lingkungan sosial yang mendukung kesehatan mental, dengan mengutamakan prinsip-prinsip kasih sayang, empati, dan gotong royong.

Dalam hal ini, pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, tentang pentingnya menjaga kesejahteraan jiwa dan mental.

Pemerintah, ulama, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa KHI terus relevan dan dapat menjadi pedoman yang mendukung kesehatan mental generasi muda.

KHI memiliki peran penting dalam mengatasi krisis kesehatan mental di kalangan Generasi Z.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Islam yang terkandung dalam KHI, diharapkan dapat tercipta keseimbangan antara tubuh, jiwa, dan roh.

Sebuah pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan ilmu pengetahuan modern dapat membantu generasi muda menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan lebih sehat secara mental dan spiritual.

Penulis: Silfia HananiEditor: Adjurama Gustijah