Ilustrasi foto (Google)
Ada masa ketika kebersamaan terasa begitu dekat, penuh canda, diskusi, dan saling menguatkan. Setiap kekurangan terisi, setiap kekosongan mendapat makna. Dari situ lahirlah harmoni yang membuat langkah bersama terasa ringan.
Suatu saat nanti, akan tiba masa nya, dimana kebersamaan yang terjalin indah selama ini, akan pergi meninggalkan kita semua, ada suatu rasa sesal di hati, ada rasa sedih, mungkin juga sesal yang menyesak di dada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun waktu selalu bergerak. Keadaan pun perlahan berubah. Yang dulu sering berada dalam satu ruang, kini menempuh jalan masing-masing. Meski demikian, ikatan tidak pernah benar-benar putus—selalu ada ruang untuk menjaga silaturahmi, sekadar menyapa, atau berbagi kabar.
Kenangan yang pernah ada tersimpan rapi, mengalir kembali setiap kali pertemuan singkat terjadi. Walau hanya sesaat, itu sudah cukup untuk menghadirkan rasa hangat dan menumbuhkan kembali semangat yang sempat redup.
Kelak, waktu akan terus membawa perpisahan. Usia akan menambah jarak, dan kenangan lama bisa saja perlahan memudar. Tetapi kebersamaan yang pernah terjalin tetap abadi dalam ingatan, menjadi pengingat bahwa setiap momen sederhana adalah hadiah yang tak ternilai.
Maka biarlah kisah itu menjadi penguat: agar kita tak pernah lalai menjaga hubungan, tak pernah menunda untuk saling mengingatkan, dan tak pernah kehilangan kesempatan untuk tetap bersama, meski hanya dalam ruang singkat yang dipinjamkan waktu.
Karena sejatinya, hidup adalah perjalanan singkat yang penuh pertemuan dan perpisahan. Dan setiap jejak kebersamaan yang pernah tercipta adalah cahaya kecil yang akan terus menerangi langkah, meski kelak kita berjalan di jalan yang berbeda.
Akan tertinggal segores rasa sesal di dalam dada, mengapa begitu cepatnya semua kenangan berlalu dan pergi satu persatu meninggal bekas di hati yang terdalam.
Bukittinggi, 26 Agustus 2025
Penulis : Eri Piliang