Bukittinggi, jamgadangnews 13/8 – Suasana penuh senyum dan semangat memenuhi aula MAN 2 Bukittinggi pada pagi itu. Puluhan siswa, termasuk yang baru pertama kali mencoba, dengan antusias menggulung lengan baju untuk berpartisipasi dalam aksi mulia menyelamatkan nyawa melalui donor darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satunya adalah Siti Kolila Milda, siswi kelas 12 F2B1 yang akrab disapa Lila. Dengan wajah berseri, ia membagikan pengalamannya mengikuti donor darah perdana.
“Rasanya senang sekali bisa membantu orang lain, apalagi dapat doorprize ayam geprek Debesko. Ini pengalaman pertama saya. Awalnya biasa saja, tapi saat melihat jarumnya baru sedikit tegang. Semoga PMI sering datang ke sini dan semakin banyak teman-teman Mandua yang mau donor tanpa takut jarum,” ujarnya sambil tersenyum.
Aksi donor darah ini merupakan hasil kerja sama antara Palang Merah Remaja (PMR) Wira MAN 2 Bukittinggi dengan PMI Kota Bukittinggi. Pembina PMR, Langgeng Sukma Jaya, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah menumbuhkan semangat kemanusiaan sekaligus mengenalkan manfaat donor darah kepada siswa.
“Donor darah baik untuk kesehatan karena membantu sirkulasi darah yang diperbarui setiap 70 hari. Siswa juga termotivasi untuk membantu pasien yang membutuhkan dari berbagai golongan darah. Kami ingin mendukung PMI, baik di tingkat kota, provinsi, nasional, hingga internasional,” terang Langgeng.
Kegiatan donor darah di MAN 2 Bukittinggi telah berlangsung enam kali, biasanya setiap tiga bulan sekali. Namun, kali ini jeda hampir enam bulan karena sebagian besar siswa kelas 12 telah lulus dan siswa kelas 11 belum banyak yang berusia 17 tahun. Target pengumpulan tahun ini adalah 80 kantong darah, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 RI. Hingga kini, hampir 60 kantong telah terkumpul.
Kepala UDD PMI Kota Bukittinggi, Dr. Herijon, M.Kes, mengapresiasi antusiasme siswa. Menurutnya, kegiatan ini sangat membantu ketersediaan stok darah di PMI, dan setiap kantong darah dapat menyelamatkan nyawa pasien di Bukittinggi maupun daerah sekitar. Ia berharap kerja sama ini terus berlanjut agar budaya donor darah sejak usia muda semakin mengakar.
Dr. Herijon menambahkan bahwa peringatan HUT ke-80 RI adalah momen tepat untuk mempererat persatuan melalui aksi nyata bagi sesama. “Semangat kemerdekaan tak hanya diwujudkan lewat perayaan, tapi juga melalui kontribusi nyata. Donor darah ini adalah bentuk kepahlawanan masa kini, dan dari siswa Mandua Bukittinggi, kita melihat harapan besar bagi gerakan kemanusiaan ke depan,” tutupnya.
Bagi para siswa, donor darah bukan sekadar agenda rutin sekolah, melainkan bentuk kepedulian nyata. Mereka membuktikan bahwa menjadi pahlawan tak selalu berarti mengangkat senjata, kadang cukup dengan keberanian menghadapi jarum demi memberi kehidupan pada orang lain.
Penulis : Team/EP
Editor : Ahmad Anastiar Jefri