Ilustrasi gambar (Google)
Berjalan terseok-seok, kadang ke kiri kadang ke kanan, liur meleleh dari sudut bibir yang kering, keringat bercucuran membasahi pipi dan dahi.
Laki-laki itu tersenyum sendiri, ketika banyak orang yang memperhatikan dengan jalan yang terseok-seok, namun dia seakan tidak peduli dengan tatapan mata mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rambut yang panjang dibiarkan saja dan tak pernah di sentuh sisir, baju yang Kumal robek di sana sini, dalam kantong kresek yang dia bawa, kelihatan sebotol air dengan warna kuning.
Entah mengapa, laki laki sering menghabiskan waktu untuk menyalurkan hobi pada minuman,yang jelas akan merusak mental dan pikiran,serta akan mendatangkan penyakit.
Sudah berapa banyak yang meninggal hanya karna suka menenggak minuman keras, langkah kaki nya terhenti, ketika dia melihat ke seberang jalan, dia mencoba menggosok kan mata, seakan tidak percaya dengan pandangan mata.
Seorang gadis muda tengah memperhatikan tingkah lakunya, dia pun terkejut karena,” gadis yang muda itu adalah anak nya sendiri, kelihatan jelas kalau gadis itu sangat lah sedih melihat bapak nya yang tengah mabuk.
Perlahan dia hampiri bapak nya , seraya berkata dengan lemah lembut, pak, kita pulang ya, tidak bapak berada di jalanan ini, dalam kondisi seperti ini.
Sang bapak termenung mendengar kata kata dari anak nya, kemudian dengan penuh penyesalan di rangkul sang dalam pelukan, maafkan bapak nak, bapak telah menyusahkan kamu dan ibu mu.
Air mata jatuh membasahi pipi nan sudah mulai keriput, menangis menyesali semua ulah nya, dengan lembut sang menghapus air
Mata sang bapak, dengan lembut sang membimbing tangan si bapak membawa pergi dari pandangan mata orang banyak.
Namun apa hendak di kata, dalam perjalanan pulang sang bapak jatuh tersungkur , hingga kepalanya membentur tembok pinggir jalan .
Anak gadis menjerit melihat kepala sang ayah yang berlumuran darah, dia meraung-raung meminta tolong pada orang yang berlalu lalang.
Sesampai nya di rumah sakit, segera di berikan pertolongan oleh para dokter, namun,” tuhan berkehendak lain, nyawa nya tak Ter tolong lagi, di sebabkan banyak mengeluarkan darah.
Apa lah daya, orang yang selama ini dia kasihi yang dia sanjung, telah pergi ntuk selama lamanya, ibu pun menjerit menangis setelah dapat kabar tentang suami tercinta, yang terbaring kaku.
Ibu dan anak saling berpelukan, melihat jasad orang yang begitu mereka sayangi, walau pun mempunyai hobi yang tidak bisa mereka larang, sebab , bagaimana pun dia adalah suami yang baik untuk bush hati mereka.
Dengan langkah lunglai segera mereka beranjak pergi dari pandan perkuburan.
Air mata kering lah sudah.
Dengan nafas yang terbata bata,dia panjatkan kan doa kehadirad Allah, memohon ampunan untuk ayah tercinta, semoga Allah SWT mengampuni semua dosa dosa ayah, aamiin ya rabbal Al Amin.
Bukittinggi, 27 Agustus 2025
Penulis : Eri Piliang