Gambar ilustrasi siluet (Google)
Seakan tidak percaya sama sekali, ketika mendengar kabar, kalau laki-laki yang di selama ini telah pergi ntuk selama lamanya, pergi meninggalkan sekelumit kenangan yang telah mereka lalui berdua.
Seakan tak ada batas bertemu bagi kedua insan yang sedang di mabuk cinta terlarang, walau dia tau hal ini sangat lah tak pantas di lakukan, karna,” masing masing sudah mempunyai pasangan hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tapi entah mengapa semua bisa terjalin begitu sempurna, kasih yang terjalin selama ini begitu sempurna, saling berbagi suka maupun duka, seakan dunia ini milik berdua.
Yah, mungkin ini sudah menjadi suratan dan takdir dari yang kuasa, harus berpisah di Waktu yang tak di harapkan, wanita muda tersebut mulai banyak termenung, kadang menangis, kadang tersenyum, adakalanya meraung, seakan sesal semalam telah membuat dia lupa akan kodrat nya sebagai wanita.
Suami yang melihat perubahan sikap sang istri, mulai resah dan curiga dengan tingkah laku nya, berbagai prasangka timbul di hati, ada apa,? Siapa yang telah membuat istri ku seperti ini, sungguh pertanyaan yang sangat bodoh dalam pikiran laki-laki tersebut.
Dia coba merenung, dan ,” pada akhirnya dia temui semua jawaban yang mengganjal di hati, dia pun sangat menyesali dengan semua yang telah di perbuat, sudah terlambat ntuk disesali.
Dan,” semua belum berakhir begitu saja, rupa nya masih ada cobaan yang lebih berat lagi, wanita cantik tersebut, mulai kehilangan kesadaran, sering bicara sendiri, senyum sendiri, tertawa dan menangis.
Akal sehat nya sudah tak ada lagi, wanita nan cantik itu sering tampil dengan rambut yang acak2 an, dia mulai lupa akan siapa diri yang sesungguhnya, dia mulai stres, lari kian kemari, berjalan tak tentu arah ,baik siang maupun malam hari.
Suami wanita cantik itupun telah berusaha untuk mengobati sang istri, namun,” tak satu pun yang mampu mengobati hati yang tercabik bak kena sembilu.
Malam telah larut, hujan turun dengan sangat deras, petir menyambar saling bersahutan, dia gembira dengan air hujan yang turun, bagai kan anak kecil yang senang bermain air, tertawa bahagia, hingga tanpa sadar, dia terjatuh ke dalam selokan air, kepalanya membentur pagar besi.
Sangat mengerikan, darah bercampur dengan air hujan, mulut bergetar ingin bicara, mata terbelalak menahan rasa sakit, tangan menggapai minta tolong.
Orang2 mulai berkerumun melihat apa yang telah terjadi, alangkah terkejutnya mereka melihat, seorang wanita dengan mata yang melotot, mulut menganga lebar, dia mengerang erang , manggapai kan tangganya meminta tolong, namun,” pada helaan nafas nya yang tersengal-sengal, kepala nya lunglai ke kiri, dan tak bergerak lagi untuk selamanya.
Bukittinggi, 17 – 8 – 2025
Penulis : Eri Piliang