Jamgadangnews, Agam – Tim media kunjungi kantor Imigrasi kelas 1 non TPI Agam, terkait kabar Nur Amira.yang sudah di Deportasi hari Jumat (17/10/25)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amira berangkat dari kantor Imigrasi Agam jam 7.00 wib menuju bandara BIM Padang Pariaman dengan pesawat Airasia AK 407 11.35.
Diketahui Alasan Deportasi karena sudah memperoleh surat kelakuan cemas dari perwakilan Malaysia masa berlaku 09 oktober 2025 sampai dengan 09 November 2025.
Disampaikan oleh Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Agam, Putu Agus Sugiarto diruang kerjanya pada Senin 20 Oktober 2025.
“Sebelum di Deportasi, Nur Amira kita tempatkan di ruangan detensi, dan diperlakukan dengan baik, yang mana ruangan tersebut bukan seperti penjara, fasilitasnya ada springbed, kamar mandi dan layak digunakan seperti halnya tamu”, ujarnya.
” Kita juga tidak membatasi kunjungan, apabila ada tamu atau pihak keluarga yang ingin menemui Nur Amira”, tambahnya.
“Dan untuk kewarganegaraan, bukan pihak imigrasi atau kementerian yang menentukan,tapi negara lah menentukan, yang jelas saat ini status kewarganegaraan Nur Amira adalah warga negara asing (WNA)”, terangnya.
” Meski kita sudah melakukan deportasi, namun kita tidak melakukan cekal terhadap Nur Amira,dia boleh masuk kembali ke Indonesia,asal melengkapi surat suratnya,serta mematuhi segala peraturan dan undang undang yang berlaku di negara Indonesia “, tegasnya.
Sebelumnya, Nur Amira (37) tinggal di kabupaten Lima puluh kota,selama kurang lebih 20 tahun, bersama anak perempuannya Zahira (15), namun karena adanya laporan yang diterima pihak Imigrasi, maka ia dipanggil oleh kantor imigrasi Agam untuk dimintai keterangannya, terkait keberadaannya. j
” Setelah dilakukan proses pemeriksaan oleh pihak Imigrasi, ternyata Nur Amira adalah warga negara asing yang telah habis masa tinggalnya di Indonesia “, pungkasnya.
Lanjut, “Kalau kelengkapan surat-surat atau dokumen nya sudah lengkap, Nur Amira boleh mengunjungi sanak saudara yang ada di kabupaten lima puluh kota, dan Nur Amira pun bisa nanti nya menentukan pilihan kewarganegaraan nya.” Tutup putu.
Penulis : Eri piliang
Editor : Yopi