Pahlawan olahraga paralimpik Merah Putih di ASEAN Paragames 2023 mendapat bonus senilai dengan yang diterima atlet-atlet Indonesia di SEA Games 2023.
Pukulan drop shot terarah Leani Ratri Oktila yang melesatkan shuttlecock ke depan jaring di wilayah permainan lawan tak mampu dikembalikan dengan baik oleh Khalimatus Sadiyah. Kontan saja, peristiwa membuat puluhan penonton bertepuk riuh memecahkan kesunyian Badminton Hall, Stadion Nasional Morodok Techo, Phnom Penh, Kamboja. Hari itu, Jumat (9/6/2023), Leani harus berhadapan dengan sahabatnya sendiri dalam final ganda campuran Sl3-SU5 parabulu tangkis ASEAN Paragames 2023.
Leani yang berpasangan dengan Hikmat Ramdani berhasil mengalahkan Fredy Setiawan/Khalimatus dalam final sesama Indonesia. Duet Hikmat/Leani menjadi penyetor medali emas terakhir bagi kontingen Indonesia dalam ajang pesta olahraga atlet paralimpik Asia Tenggara atau ASEAN Paragames ke-12 sekaligus mengunci titel juara umum.
Dalam perhelatan yang dimulai sejak 3 Juni 2023 dan berakhir 9 Juni 2023 tersebut, kontingen Merah Putih sukses mendulang 159 emas, 148 perak, dan 94 perunggu. Thailand mengekor di posisi kedua dengan hasil 126 emas, 110 perak, dan 94 perunggu.
Indonesia menjadi yang terbaik di antara 10 negara peserta lainnya dalam ajang yang mempertandingkan 439 nomor lomba dari 12 cabang olahraga dan diikuti oleh 1.453 atlet termasuk 268 atlet paralimpik Merah Putih. Hasil gemilang di ibu kota Kamboja tadi menempatkan Indonesia tiga kali beruntun sebagai juara umum ASEAN Paragames atau telah empat kali menjadi penguasa terbaik Asia Tenggara untuk perhelatan olahraga multicabang paralimpik dua tahunan tersebut.
Sukses perdana diraih saat ASEAN Paragames ke-7 diadakan di Naypyidaw, Myanmar, pada 2014. Itu disusul sewaktu digelar di Kuala Lumpur, Malaysia (2017), dan Solo, Indonesia tahun lalu. Leani yang berhasil membawa pulang tiga keping emas dari Kamboja turut memberi kontribusi bagi kesuksesan tim Merah Putih menjadi pendulang medali terbanyak di cabang parabulu tangkis lewat pencapaian 13 emas, sembilan perak, dan 11 perunggu.
Parabulu tangkis tak sendirian sebagai penyetor medali terbanyak untuk kontingen Indonesia, karena tercatat atlet paralimpik Merah Putih juga berjaya sebagai penguasa podium juara di cabang paraatletik (42 emas, 51 perak, 28 perunggu), paratenis meja (31 emas, 16 perak, 17 perunggu), dan pararenang (27 emas, 37 perak, 24 perunggu). Kemudian ada paraangkat berat (17 emas, delapan perak, enam perunggu), paracatur (15 emas, 17 perak, delapan perunggu), dan blind-judo (11 emas, lima perak).
Atlet-atlet Indonesia juga turut memecahkan 15 rekor baru di Kamboja, yakni 11 rekor disumbangkan dari arena kolam renang dan empat lainnya lewat paraangkat berat. Capaian atlet-atlet paralimpik Indonesia di Phnom Penh itu merupakan yang terbaik selama ikut serta dalam ASEAN Paragames sejak diadakan pertama kali pada Malaysia, pada 2000. Perkecualian terjadi ketika Indonesia menjadi tuan rumah di Solo, Agustus 2022, dengan merebut 175 emas, 144 perak, dan 106 perunggu. Demikian dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga Ario Bimo Nandito Ariotedjo seperti dikutip dari website Kemenpora.
“Ini momentum sangat penting dan energi yang sangat dibutuhkan untuk Indonesia dalam rangka menuju olahraga yang lebih baik dan lebih maju,” kata menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju dan biasa disapa Dito Ariotedjo ini.
Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Lexyndo Hakim menambahkan, hasil di Kamboja akan menjadi motivasi tersendiri buat atlet-atlet paralimpik menuju Asian Paragames 2023 di Hangzhou, Tiongkok, pada Oktober 2023. Prestasi terbaik Indonesia terukir saat Asian Paragames 2018 diadakan di Jakarta, Oktober 2018. Pada perhelatan yang diikuti 2.762 atlet dari 43 negara dan menggelar 18 cabang olahraga, atlet-atlet paralimpik Merah Putih sukses menempatkan Indonesia di urutan lima besar dengan capaian 37 emas, 47 perak, dan 83 perunggu.
Itu adalah hasil terbaik dalam keikutsertaan Indonesia sejak Asian Paragames diadakan perdana pada 2010 di Guangzhou, Tiongkok. Saat di Guangzhou, Indonesia ada di posisi 14 besar (satu emas, lima perak, lima perunggu) dan perlahan naik ke urutan sembilan (sembilan emas, 11 perak, 18 perunggu) ketika digelar di Incheon, Korea Selatan, pada 2014.
Bonus Sama
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia memastikan bahwa pemerintah akan memberikan apresiasi dalam bentuk bonus uang tunai kepada kontingen Indonesia yang berhasil merebut medali di ajang ASEAN Paragames 2023. Bonus yang diberikan nantinya sama atau setara dengan yang diterima oleh atlet-atlet Indonesia perebut medali di SEA Games 2023.
“Atlet-atlet paralimpik Indonesia di ASEAN Paragames 2023 akan mendapatkan apresiasi yang sama dengan atlet SEA Games sebelumnya,” jelas Angkie.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/6/2023) telah membagikan bonus kepada atlet-atlet Indonesia peraih medali pada SEA Games 2023. Tercatat sebanyak 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu. Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran senilai total Rp289 miliar untuk kebutuhan bonus atlet Indonesia yang berprestasi di SEA Games 2023.
Bonus juga diberikan kepada pelatih dan asisten pelatih yang atletnya merebut medali. Saat pemberian bonus, Presiden Jokowi berpesan supaya digunakan itu untuk investasi jangka panjang. “Jangan dibelikan barang mewah yang tak bermanfaat. Saya titip di situ karena perjuangan saudara-saudara masih panjang,” ujar Presiden.
Pemberian apresiasi oleh pemerintah untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2023 meliputi bonus untuk atlet peraih medali emas pada pertandingan perorangan senilai Rp525 juta, ganda atau pasangan Rp420 juta, dan nomor beregu Rp367,5 juta. Untuk medali perak pada nomor perorangan sebesar Rp315 juta, nomor ganda atau pasangan Rp252 juta, dan beregu Rp220,5 juta. Bonus medali perunggu pada nomor perorangan Rp157,5 juta, ganda/pasangan Rp126 juta, dan beregu Rp105,5 juta.
Sedangkan bagi setiap pelatih yang atletnya meraih emas cabang olahraga rincian bonusnya adalah nomor perorangan/ganda menerima Rp210 juta, beregu Rp315 juta, dan untuk atletnya yang merebut emas kedua dan seterusnya, maka pelatih mereka juga menerima bonus Rp105 juta. Untuk perak perorangan/ganda, pelatih akan mendapatkan Rp126 juta, beregu Rp189 juta, dan perak kedua serta seterusnya diganjar Rp63 juta. Untuk perunggu perorangan/ganda diberikan apresiasi sebesar Rp63 juta, beregu Rp94,5 juta, dan perunggu kedua seterusnya didapuk uang tunai Rp31,5 juta.
Jerih payah asisten pelatih dalam membangun mental bertanding atlet-atlet di tiap cabang olahraga sehingga menjadi juara turut diapresiasi pemerintah. Besaran bonus asisten pelatih meliputi senilai Rp105 juta untuk tiap keping emas atlet mereka dari nomor perorangan/ganda, kemudian Rp157 juta dari emas beregu, serta emas kedua seterusnya diberikan Rp52,5 juta. Tak hanya itu, untuk setiap asisten pelatih yang atlet-atletnya menyumbangkan perak perorangan/ganda dihadiahi bonus Rp63 juta dan Rp94,5 juta untuk beregu. Untuk keping perak kedua seterusnya diberikan Rp31,5 juta.
Selain itu, setiap keping perunggu yang disabet atlet nomor perorangan/ganda, ada bonus Rp31,5 juta untuk asisten pelatih mereka. Demikian pula untuk nomor beregu, seorang asisten pelatih bakal menerima Rp47,25 juta dan sekitar Rp15,75 juta lainnya diberikan jika atlet-atlet mereka menyumbang perunggu kedua seterusnya.
Lexyndo Hakim menyebut, apresiasi dari pemerintah akan menambah daya juang atlet-atlet paralimpik Indonesia untuk berprestasi di perhelatan lainnya, seperti Asian Paragames 2023 dan Paralimpiade Paris 2024.(indonesia.go.id)