Bukittinggi **Juli 2025
Disebuah kampung yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuknya suara deru kendaraan, seorang perempuan muda tengah asik duduk dibangku dipan yang lusuh sambil melihat bocah kecil kesayangannya sedang bermain dengan teman sebaya.
Malam telah tiba, udara mulai terasa dingin, semilir angin berhembus perlahan, menyibakkan rambutnya yang sebahu, dengan langkah gontai dia mulai beranjak dari tempat duduk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perlahan dia pandangi bocah kecil yang telah tertidur pulas karena kelelahan bermain sejak siang tadi.
Malam semangkin larut, namun, mata perempuan itu tak kunjung mau terpejam, dia teringat akan sosok seorang lelaki yang telah pergi jauh meninggalkan istri dan anak yang masih kecil, nun ke seberang lautan.
Sang suami telah pergi jauh bersama wanita pilihan keduanya, pergi tanpa ada kata perpisahan, dia tinggalkan semua kenangan bersama, susah maupun senang kita jalani berdua.
Tapi kini apa yang terjadi, sungguh sangat menyakitkan hati dengan semua yang telah diperbuat oleh suaminya, begitu ringan dia berucap, cinta kita berakhir sampai disini.
Dari lubuk hati yang paling dalam, dia masih sangat berharap, agar suami tercinta kembali lagi berkumpul dengan keluarga kecilnya. Harapan yang sangat ingin Terwujud dan terkabulkan.
Pulanglah, aku akan memaafkan semua kesalahan yang pernah kamu lakukan terhadap aku dan anak kita, aku sangat bahagia andai kamu kembali datang untuk menemui keluarga kecil ini.
Pada akhirnya wanita muda tersebut tertidur dengan pulas nya, dan ia pun bermimpi suaminya datang dengan wajah yang kusut, dengan raut muka yang muram.
Dengan sangat tenang, dia tatap seraut wajah yang yang selama ini sangat dia rindukan, tiada rasa kecewa dengan kedatangan sang suami tercinta yang telah kembali padanya.
Di luar dugaan perempuan muda itu, ketika secara spontan sang suami menangis dan bersujud di hadapan sang istri sambil memeluk kedua kaki istri yang telah ia tinggalkan.
Dengan se sunggukan dia menangis meminta maaf pada istri, serta berjanji tak akan mengulangi lagi, lelaki yang sangat tegar dan berperawakan tegap, tak di sangka akhirnya tunduk juga di hadapan seorang wanita.
Dengan sangat perlahan, dia usap air mata di pipi suaminya, dia peluk dengan begitu erat, seakan tak ingin dia pergi lagi meninggalkan diri nya, serta anak semata wayang mereka.
Sungguh dia wanita yang hebat, tiada rasa sakit di hati, dia begitu tegar menerima semua takdir yang telah di tetapkan oleh yang kuasa, sedangkan bocah kecilnya, terpaku melihat pemandangan yang terpampang di hadapan mata.
Tiada suara tangisan dari bibir nan mungil anak kecil itu, cuma, air mata jatuh menetes di pipi yang putih mulus, dihampiri kedua ibu dan bapak , dipeluk erat keduanya, dari dalam lubuk hati yang terdalam, bocah itu berkata, ya tuhan jangan lagi pisahkan mereka berdua.
Sayup-sayup terdengar suara azan subuh dari surau kampung sebelah, dia tersadar dari semua mimpi indah, walaupun itu hanyalah sebuah mimpi. Namun ia masih berharap agar mimpi itu menjadi kenyataan. (**)
Penulis : Eri JM