
by. Eri piliang
Ibarat sebuah judul lagu, terlena, duh,” cinta itu memang buta, tak terlihat, namun,” bisa di rasa keberadaan nya, baik siang maupun malam hari, biar pun hujan turun dengan sangat derasnya, petir menyambar, cinta itu tak kan pernah hilang dari dalam hati bagi insan yang lagi di mabuk asmara.
Dunia bak milik mereka berdua, Mereka saling berbagi kasih satu sama lain, namun siapa sangka , di balik keindahan cinta dan janji yang terucap, tiba,tiba badai datang melanda.
Rasa sayang yang selama ini mereka jalani berdua, akhirnya kandas oleh hembusan angin, tersapu oleh derasnya air hujan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bukittinggi – 23/10/2025- dia tak pernah menyangka, tak ada firasat yang di rasa, begitu cepat kebahagiaan ini berlalu, meninggalkan sedikit luka dan rasa yang tak bisa terucap.
Rasanya baru kemarin kita saling merajut kasih, berjanji untuk saling menyayangi, rupa nya ikrar yang pernah terucap, tak sesuai dengan yang kita harapkan.
Entah mengapa, dulu aku begitu sangat menyayangi mu, menerima apapun keadaan dirimu, aku bagaikan layangan yang putus tak ber benang.
Lalu, siapa yang harus kita salah kan , semua janji sudah tak ada artinya lagi, berbagai cobaan telah kita lalui bersama, baik senang maupun susah.
Cinta,” entah kenapa aku bisa menerima semua kata kata manis manis mu, aku terlena, hingga lupa akan segala nya, larut dalam lautan asmara yang membara.
“Gila,”
Aku seperti kerbau yang patuh terhadap sang tuan, hidung di beri tali yang Kokoh, seperti terkurung di kandang yang kumuh, namun,” walaupun demikian, aku sangat lah bahagia.
dan,” pada akhir cinta ini, aku dan dia harus berpisah, perpisahan yang terasa sangat menyakitkan sekali, aku telah tertipu dengan asmara selama ini.
“Rupanya,”
Cinta itu memang bisa membuat orang lupa akan segala masalah, cinta semu ku berakhir sudah, penipu cinta yang selama ini ku idola kan, telah berpaling ke lain orang.
Apapun alasannya, aku sudah tak Sudi lagi menerima semua bujuk rayuan dari orang yang telah memberikan janji manis pada ku.
Tapi,” ternyata oh ternyata.
Penulis : Eri piliang
Editor : Yopi